Event  

Gelar Literacy Festival 2022, Sampoerna Academy Berkolaborasi dengan Perpustakaan Jakarta

Literacy Festival

Sobat Sekolah, Jakarta – Memperingati Hari Literasi Internasional dan Bulan Gemar
Membaca, Sampoerna Academy berkolaborasi dengan Perpustakaan Jakarta untuk
menghadirkan Literacy Festival 2022 guna menjawab tantangan menciptakan Indonesia
Cerdas melalui literasi serta sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan minat baca di
kalangan generasi muda.

Literasi merupakan landasan dari semua Pendidikan yang harus ditanamkan sejak dini.
Membaca dan memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif dan bahasa pada anak-anak berusia 6-12 tahun yang merupakan kunci untuk meningkatkan pembelajaran serta perkembangan mereka.

Baca Juga : Dua Siswi Sampoerna Academy School Raih Juara Global Chinese Writing Competition Awards 2022

Literacy Festival
Foto : Press Conference Literacy Festival

Tanpa pemahaman yang kuat tentang literasi, anak-anak akan kesulitan menghadapi tantangan di masa depan. Karena literasi dapat membuka pintu lebih banyak peluang ke dunia baru, memperluas pikiran anak-anak, memberi mereka perspektif yang berbeda, dan pada akhirnya menciptakan individu yang berpengetahuan luas serta memiliki kompetensi sehingga mampu bersaing di masa depan.

Sebagai bukti komitmennya untuk secara konsisten memberikan pendidikan kelas dunia di
Indonesia, setiap tahunnya Sampoerna Academy menyelenggarakan Literacy Festival sebagai bentuk untuk meningkatkan minat baca di kalangan generasi muda.

Melalui kolaborasi sinergis Sampoerna Academy dengan Perpustakaan Jakarta, Literacy Festival 2022 kali ini mempersembahkan Peluncuran Buku Elidi and The Ancestor’s Garden yang merupakan kelanjutan dari peluncuran versi e-book tahun lalu serta Sesi Mendongeng bersama Kak Awam Prakoso.

Wulan Septiandari selaku National Principal Sampoerna Academy L’Avenue menjelaskan
bahwa kolaborasi ini dapat menciptakan dampak yang lebih besar untuk menumbuhkan literasi anak.

“Kami percaya bahwa Perpustakaan Jakarta memiliki misi yang sama dengan
Sampoerna Academy dalam menumbuhkan literasi di Indonesia. Dengan revitalisasi dan juga koleksi buku yang bagus, kami melihat bahwa kolaborasi ini dapat menciptakan dampak yang lebih besar dalam memperluas dan memperkuat akses literasi untuk anak Indonesia. Untuk itu kami memberikan akses membaca buku Elidi and The Ancestor’s Garden dengan menyediakan 30 eksemplar yang dapat diakses langsung di Perpustakaan Jakarta,” jelas Wulan.

Selain itu, Drs. Wahyu Haryadi, selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. DKI Jakarta yang menyatakan dukungannya atas terselenggaranya Literacy Festival ini.

“Kami berterima kasih sekali kepada Sampoerna Academy karena dengan kolaborasi ini merupakan hal yang sangat kami harapkan untuk meningkatkan literasi anak di Indonesia, khususnya di Jakarta. Di mana sejak revitalisasi tanggal 7 Juli 2022 lalu, kami juga sangat mendukung kegiatan yang dilakukan di Perpustakaan Jakarta. Semoga kolaborasi dengan Sampoerna Academy bisa berlanjut terus agar kita bisa sama-sama memajukan literasi di Indonesia,” ungkap Wahyu.

Buku Elidi and The Ancestor’s Garden merupakan hasil karya para siswa Sampoerna Academy yang ditulis dalam tiga Bahasa (Indonesia, Inggris dan Mandarin) oleh Cassia Florentine Basuki (Grade 4, SA BSD), Charlie Wijaya Zhang (Grade 10, SA L'Avenue) dan Victoria Elizabeth Franco (Grade 6, SA Medan).

Selain itu Sampoerna Academy juga mengajak para siswa berkolaborasi dalam membuat ilustrasi buku, yaitu Dylan Geraldo Cayadi (Grade 8 , SA Surabaya PI), Krisi Nohan (Grade 11, SA BSD) dan Hasna Mufidah (Grade 12, SA L'Avenue).

Baca Juga : Hadirkan Sistem Pendidikan Terpadu, Sampoerna School System Siap Menjawab Tantangan Baru

Sebagai pelopor STEAM di Indonesia yang mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan di berbagai disiplin ilmu, para siswa juga turut menerapkan kompetensi 5C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character) dalam pembuatan buku ini.

“Dimulai dari menciptakan cerita melalui kolaborasi dari berbagai kelas dan kampus untuk memasukkan imajinasi mereka ke dalam karya seni yang sebenarnya. Kemudian keterampilan komunikasi mereka semakin meningkat karena didorong untuk berpikir kritis selama proses ini. Pada akhirnya, karya dan nilai-nilai cerita dari buku ini dapat mengembangkan karakter dan kepribadian mereka,” tutup Wulan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *