Sobatsekolah.com, Depok – TK Khalifah Depok yang berdiri pada tahun 2013, tahun 2022 ini TK tersebut berhasil lolos menjadi Sekolah Penggerak. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) serta karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Debby Kurnia Anggraeni, Kepala Sekolah TK Khalifah Depok menyampaikan menjadi sebuah tantangan terbesar bagi kepala sekolah dan guru saat Pandemi Covid-19 melanda.
“Sebagai kepala sekolah harus berpikir keras menyusun rencana dan strategi dalam mencari alternatif pembelajaran kondisional tanpa mengabaikan anak-anak,” ungkapnya dalam siaran di youtube channel TK Khalifah, Rabu (18/1).
Baca Juga : Kemendikbudristek, Lepas Sekat Antara Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di Jenjang SMA
Keadaan ini, katanya menjadi tantangan terbesar bagi kepala sekolah dan guru karena harus melaksanakan pembelajaran daring, dimana proses pembelajaran daring ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
“Kami mengadakan rapat intern, mensosialisasikan pada seluruh warga sekolah tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam kegiatan belajar dan mentaati protokol kesehatan, mengakomodir orang tua agar dapat melakukan kegiatan daring dan memberikan potongan dana kegiatan yang tidak terlaksana untuk dialokasikan pada pembelajaran daring,” paparnya.
Diawal pembelajaran tatap muka (PTM), tahun ajaran 2022/2023 diperoleh data diagnosis awal, banyaknya anak yang learning loss, tertinggalnya literasi dan numerasi diakibatkan dari efek Pandemi, diakibatkan anak kurang sosialisasi dengan teman, juga kurangnya stimulus.
“Literasi dan numerasi diperlukan agar peserta didik mampu berinteraksi di era digital dan menguasai dasar-dasar matematis, seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian yang mutlak dibutuhkan oleh generasi mendatang,” jelasnya.
Strategi yang ditempuh dari diagonis awal ini, paparnya ialah pertama mempelajari hasil diagnosis anak dari hasil multiple intelligence dan hasil observasi guru-guru kelas, maka disimpulkan bahwa seluruh siswa di TK Khalifah Depok memiliki gaya belajar visual.
“Strategi kedua ialah menyusun kegiatan literasi dan numerasi yang dilakukan dari penyambutan saat anak datang ke sekolah sampai anak pulang sekolah yang disesuaikan dengan gaya belajar anak dan gaya pemrosesan otak,” terangnya.
Strategi ketiga yang dilakukan ialah mengembangkan kegiatan-kegiatan kreatif dengan mengembangkan kreatifitas guru dalam digitalisasi yang mengusung games dalam literasi dan numerasi.
“Berikutnya strategi keempat ialah mengembangkan digitalisasi anak berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan usianya,” tandasnya.
Pelaksanaan PTM yang menarik untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan penataan pembelajaran yang berdiferiensis yaitu pembelajaran yang berpusat pada anak. Kepala sekolah mengelompokkan siswa berdasarkan hasil multiple intelligence dan kesiapan anak.
“Kegiatan ini dimulai sejak anak datang ke sekolah, dimana anak dapat memilih jurnal pagi sesuai dengan minat anak, kemudian games yang berganti-ganti model, materi pagi berupa presentasi pembelajaran dan dilanjut dengan literasi pagi,” bebernya.
Baca Juga : Sekolah Digital Kreatif, Prestasi Global Depok Siap Terapkan Kurikulum Merdeka
Adapun pilihan main disediakan sentra, dimana TK Khalifah Depok membuka 6 sentra yaitu sentra blok, life skill, excersice, art, tauhid dan sains. Dimana masing-masing sentra ini memiliki kegiatan main yang sesuai dengan minat anak.
“Penerapan literasi dan numerasi yang sesuai kurikulum merdeka dari anak datang ke sekolah sampai pulang, seperti menuliskan nama anak pada rak sepatu dan meminta anak untuk meletakkan sepatu pada rak sesuai nama anak, mengisi absensi kehadiran, nomor kehadiran, dan kosa kata sebelum memulai jurnal pagi yang disesuaikan dengan usia dan kesiapan belajar. Semoga praktik baik yang telah dilakukan di TK Khalifah Depok dapat menginspirasi,” tutupnya.